- Sosok Hantu di Luar Angkasa
- LIFI : Koneksi Internet dengan Cahaya
- Percobaan Sederhana : Energi Alternatif
- Kemagnetan dan Induksi Elektromagnetik
Sosok Hantu di Luar Angkasa
Gambar seram ini adalah gambar dekat Nebula Veil timur atau Eastern Veil (juga dikenal sebagai Caldwell 33)...
LIFI : Koneksi Internet dengan Cahaya
Sebuah terobosan baru dalam hal teknologi koneksi akses internet, calon pesaing baru teknologi WIFI...
Percobaan Sederhana : Energi Alternatif
Beberapa desain alat sebagai bahan percobaan energi alternatif yang sederhana...
Kemagnetan dan Induksi Elektromagnetik
Seputar materi mengenai kemagnetan serta induksi elektromagnetik...
Minggu, 23 November 2014
GAMBAR-GAMBAR GALAKSI LUAR ANGKASA
Inilah Galaksi Paling Terkenal Di Langit
Galaksi Berdebu NGC 253
Panorama Galaksi Spiral Terang M81
Panorama Galaksi NGC 1291 Yang Mirip Roda
Keindahan Galaksi Cincin Kutub NGC 660
Panorama Galaksi Di Konstelasi Pegasus
Galaksi Yang Menipu : DDO 68
Panorama Interaksi Galaksi Zw I 136
Kemegahan Galaksi Spiral NGC 6744
sumber : http://astronesia.blogspot.com/
Galaksi andromeda :) |
Panorama Galaksi Spiral Terang M81
Panorama Galaksi NGC 1291 Yang Mirip Roda
Keindahan Galaksi Cincin Kutub NGC 660
Panorama Galaksi Di Konstelasi Pegasus
Panorama tajam yang diambil disekitar konstelasi Pegasus yang memperlihatkan beberapa galaksi. Terlihat paling menonjol di sebelah kanan adalah NGC 7331, galaksi spiral besar berjarak 50 juta tahun cahaya dan salah satu galaksi terang yang tidak termasuk dalam katalog abad ke-18 Charles Messier yang terkenal. Di sebelah kiri bawah terlihat kelompok galaksi yang agak redup yang dikenal sebagai Stephan's Quintet. Kelompok ini berjarak sekitar 300 juta tahun cahaya yang secara dramatis menggambarkan interaksi dan tabrakan galaksi.
Galaksi Yang Menipu : DDO 68
Panorama Interaksi Galaksi Zw I 136
sumber : http://astronesia.blogspot.com/
Kamis, 20 November 2014
Rabu, 19 November 2014
PERCOBAAN SEDERHANA : ENERGI ALTERNATIF
Berikut beberapa desain percobaan sederhana mengenai energi alternatif yang
jika dikembangkan bisa juga diterapkan pada pembelajaran di sekolah-sekolah
lanjutan atau sebagai pameran kepada masyarakat luas agar bisa lebih
dikembangkan lagi. Percobaan ini saya kutip dari blog http://sobatsepeda.wordpress.com,
meskipun sudah diposting sejak tahun 2012 lalu, namun isinya menarik untuk
diposting ulang.
Berikut percobaan sederhana mengenai energi alternatif
menggunakan berbagai sumber energi/tenaga, diantaranya :
1. Tenaga gelombang
Desain gambarnya adalah sebagai berikut :
Dengan menekan
knop merah untuk membuat gelombang pada permukaan air. Bola, Pelampung berwarna
abu-abu naik turun. Yang menyebabkan sebuah magnet berwarna merah dan
biru bergerak terhadap sebuah kumparan kawat tembaga, di sini
dihasilkan listrik dengan tegangan AC yang diindikasikan dengan kawat analog
dan sebuah Milliameter. Versi ini dibuat sepanjang 90 cm, yang cocok
untuk media peraga dalam sebuah kelas science bahkan dibawa kemana-mana sebagai
media eksibis sebuah expo atau pameran.
2.Tenaga air
Desain gambarnya adalah sebagai berikut :
Menggunakan
tuas merah untuk memompa air dari bejana bawah menuju bejana atas. Ketika air
sudah sampai ke atas akan secara otomatis mengaliri bilah kincir air dan
generator kecil tersambung dengan sebuah miliammeter analog. Alat peraga
ini juga sangat sesuai digunakan dalam sebuah kelas science adik-adik sekolah
lanjutan, atau untuk sarana pameran atau eksibisi dari kota kekota lainnya.
3. Tenaga
Angin
Desain gambarnya yang pertama adalah sebagai berikut :
Alat ini sangat
sederhana. Bundar, permukaan meja mini namun cukup interaktif, dimana
tantangannya adalah mendesain sebuah kincir angin yang sangat efisien. Digunakan
gunting untuk memotong dan membuat bilah kincir sendiri yang terbuat dari
lembaran plastik karbonet (Correx plastic) atau yang biasanya berbentuk kardus
kemasan yang sudah tidak terpakai dapat didaur ulang untuk penggunaan seperti
ini. Enam batang kuningan halus ditanamkan pada hub(poros) kincir angin dan
sangat mudah di selipkan pada tepian plastik karbonet yang berfungsi sebagai
bilah kincir. Untuk membuat kincir angin agar berputar secepat yang
diinginkan, dapat dilakukan dengan penyesuaian sudut, bentuk dan ukuran dari
baling-baling itu sendiri, serta jumlah bilah baling-baling.
Gambar desain kedua yaitu sebagai berikut :
Angin datang dari kipas angin listrik di depannya kali ini memakai kipas
angin sincronous, yang dioperasikan melalui sebuah tombol tekan dan tersambung
dengan aman terhadap catu daya berdaya rendah. Versi yang lebih besar
dimana kincir angin yang dilengkapi dengan generator kecil tersambung dengan
sebuah milliameter yang cukup sensitif.
4. generator
sederhana
Dapatkan anda membuat arus listrik dengan cara
menggerakkan sebuah magnet didekat sebuah kumparan ?
Anda akan menutup rangkain dengan menggunakan kawat
kendor.
dioda hitam kecil didekat kawat kendor tersebut yang membuat arus mengalir dalam satu arah. Apakah perbedaannya apabila anda menyentuh kawat yang terpasang pada skrup dengan yang ada pada ujung dioda?
dioda hitam kecil didekat kawat kendor tersebut yang membuat arus mengalir dalam satu arah. Apakah perbedaannya apabila anda menyentuh kawat yang terpasang pada skrup dengan yang ada pada ujung dioda?
5. Heat
pump & tenaga listrik
Heat pump
mini-interaktif membuat setengah bagian tangan anda hangat dan sebagian lagi
dingin , tergantung ke arah mana engkol di atas anda putar. perangkat di atas
dilengkapi dengan dua sel Peltier.
Arus listrik
mini-interaktif yang dihasilkan menyalakan lampu yang dipilih , melalui saklar
tekan. Semakin kuat putaran engkol maka semakin terang lampu akan menyala. akan
tetapi jika diubah dengan LED dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi maka akan
menghasilkan cahaya jauh lebih terang dengan tenaga engkol jauh lebih ringan.
rangkaian ini juga dilengkapi sebuah ammeter analog.
6. panel
Photovoltaic
Dengan menyentuhkan
tangan keatas permukaan panel Photovoltaic yang dipasang pada atap rumah model
, dapat dilihat pembacaan ammeter ayng berbeda-beda dan kecepatan putar yang
dihasilkan oleh model.
Implikasi: Berbagai alat
peraga diatas tentunya sangat berguna bagi adik-adik kita yang berada disekolah
lanjutan untuk mempelajari teori dasar berbagai energi alternatif yang telah
ada dan sedang dikembangkan didunia industri sekarang ini. Semua perlu
pengembangan dan disisi lain perlu adanya pembelajaran. bangsa yang sukses
bukanlah bangsa yang tidak pernah mengalami kegagalan. terus mencoba
dan pantang putus asa(wicak)
Sumber :
http://sobatsepeda.wordpress.comSenin, 17 November 2014
SKALA DAN PARAMETER GEMPA
SKALA GEMPA
Untuk mengukur kekuatan gempa bumi, menggunakan suatu
skala. Skala yang digunakan tersebut diantaranya yaitu :
1. Berdasar energi yang
dilepaskan di pusat gempa.
Energi ini biasanya disebut dengan Magnitudo
atau Skalla Richter. Magnitude
menunjukkan besaran atau jumlah energi yang dilepaskan pada suatu pusat gempa (Hypocenter)
yang dapat diukur dengan seismograf. Magnitude pertama kali
didefinisikan oleh Charles Richter tahun 1935, sehingga kini
dikenal sebagai skala Richter.
Gempa dengan skala 3 magnitude atau lebih
biasanya hampir tidak terlihat, dan gempa dengan skala magnitude 7
biasanya lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah luas,
tergantung pada kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah besarnya telah
lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya.
Tingkatan dalam skala richter dapat
dilihat sebagai berikut:
§
< 2,0 :
Umumnya tak terasa, tapi terekam.
§
2,0-2,9 : Getaran
hampir terasa, tapi belum terasa pada kebanyakan orang.
§
3,0-3,9 : Terasa
oleh sebagian kecil orang.
§
4,0-4,9 : Terasa
oleh hampir semua orang.
§
5,0-5,9 : Mulai
menimbulkan kerusakan.
§
6,0-6,9 :
Menimbulkan kerusakan pada daerah padat penduduk.
§
7,0-7,9 : Gempa
skala besar, getaran kuat, menimbulkan kerusakan besar.
§
8,0-8,9 : Gempa
dahsyat, getaran kuat, kehancuran dekat epicentrum.
2. Berdasar tingkat
kerusakan akibat gempa (efek yang terekam di lapangan)
Biasanya disebut
dengan Intensity (intensitas), digunakan dalam menentukan
kuatnya getaran tanah akibat suatu gempa dengan melihat respons orang atau
bangunan yang terasa atau terjadi pada saat gempa berlangsung pada lokasi
tertentu (Siddiq, 1999 dalam Sudibyakto, 2000).
Intensitas gempa oleh Boen (2000)
kemudian dinyatakan secara sederhana, merupakan derajat kerusakan akibat gempa
bumi/ intensitas maksimum yang dihasilkan oleh gempa tersebut. umumnya
menggunakan skala intensitas menurut tingkat kerusakan atau yang dirasakan
manusia.
Salah satu skala intensitas yang dikenal
adalah MMI (Modified Mercalli Intensity) digunakan sejak tahun
1956. Meskipun demikian skala intensitas sifatnya sangat subyektif dan telah
digunakan sejak sebelum ditemukan alat-alat pencatat gempa bumi.
Sedangkan
tingkatan dalam skala Mercalli dapat dilihat sebagai berikut:
§
Skala I : Tak terasa,
kecuali dalam keadaan sangat tenang.
§
Skala II: Terasa oleh
beberapa orang di gedung lantai atas.
§
Skala III: Terasa di dalam
rumah tapi dianggap bukan gempa.
§
Skala IV: Terasa di dalam
rumah dan di luar rumah seperti truk lewat.
§
Skala V: Terasa oleh
semua orang, banyak yang terbangun dari tidur.
§
Skala: VI: Terasa oleh semua orang,
ketakutan, lari keluar. Kerusakan kecil.
§
Skala VII: Setiap orang lari keluar.
Kerusakan pada gedung dgn konstruksi jelek.
§
Skala VIII: Gedung dengan konstruksi baik rusak
sedikit. Cerobong pabrik patah.
§
SkalaI X: Gedung dgn
konstruksi baik banyak rusak. Pondasi bergeser, tanah retak.
§
Skala X: Gedung dengan
konstruksi baik hancur. Retak besar, ambles.
§
Skala XI: Hanya sedikit
bangunan yang masih berdiri, jembatan hancur, rekahan melebar.
§
Skala XII: Kehancuran total, tanah
berombak, barang-barang terlempar ke udara.
3. Berdasar Percepatan
batuan dasar maksimum / PGA (Peak Ground Acceleration).
Untuk kepentingan design bangunan, data gempa
yang diperlukan adalah berupa data PGA ini. Untuk mengetahui besarnya PGA ini,
bisa dihitung dari besarnya magnitude dan kedalaman gempa, kemudian dengan
rumus atenuasi yang kini sudah berkembang hingga beberapa generasi. Beberapa contoh
rumus atenuasi diantaranya adalah sbb:
a.
Donovan (1973), mengemukakan hubungan
antara Skalla Richter (R) dengan PGA (dalam g atau cm/det^2) adalah:
PGA=
1080*e^(0.5R)*(H+25)^-1.32
Dimana H adalah jarak
Hypocenter dalam km.
b.
Matuschka (1980) menyatakan:
PGA=
119*e^(0.81R)*(H+25)^-1.15
Dimana H
adalah jarak Hypocenter dalam km.
Berdasarkan catatan gempa dari accelerograph,
dan besarnya PGA ini bisa dibuat spectrum respon yang nantinya akan digunakan
sebagai bahan evaluasi kekuatan bangunan terhadap gempa bumi. Dimana setiap
gempa di setiap lokasi akan memiliki spektrum respon yang berbeda.
PARAMETER
GEMPA
Parameter
merupakan ukuran atau patokan. Parameter Gempa bumi menurut Boen (2000)
dalam Sudibyakto (2000) biasanya digambarkan dengan tanggal
terjadinya, waktu terjadinya, koordinat epicenter (dinyatakan dengan koordinat
garis lintang dan garis bujur), kedalaman Hiposenter, Magnitudo, dan intensitas
maksimum. Berikut penjelasan beberapa parameter tersebut :
·
Magnitudo:
merupakan besaran
energi gempa, biasanya diukur dalam satuan Skala Richter, besaran ini merupakan
perbandingan secara logaritmik dari amplitude gelombang gempa yang direkam oleh
seismograf terhadap sebarang amplitudo gempa lain yang lebih kecil. Sebagai
contoh, sebuah gempa dengan magnitude 5.0 Skala Richter memiliki amplitudo
getaran 10 kali lebih besar dari gempa yang terekam dengan amplitudo 4.0 Skala
Richter. Dalam contoh diatas, Gempa yg dilaporkan memiliki skala 5.6 Skala
Richter (SR).
·
Episenter :
merupakan titik pusat gempa yang berada di atas
permukaan bumi, dibawah titik ini terjadi pelepasan energi dari batuan, yang
juga menandai terjadinya sebuah patahan di kerak bumi. Dari info gempa diatas,
diberitakan bahwa pusat gempa diatas permukaan bumi berada 166 Km di sebelah
Barat Daya Kabupaten Simeulue, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
Episenter merupakan hasil proyeksi hiposenter ke
permukaan bumi, atau dapat disebut juga sebagai titik di permukaan bumi yang
didapat dengan menarik garis melalui fokus tegak lurus pada permukaan bumi.
·
Hiposenter: Hiposenter
adalah titik pusat gempa di dalam bumi, tepat di titik terjadi perlepasan
energi dari batuan yang menandai terjadinya gempa bumi, atau titik dimana
mula-mula pergerakan seismik terjadi. Sering pula disebut focus, center. Jadi
lokasi hipocenter berada jauh dibawah permukaan bumi. Definisi lain menyatakan
bahwa hiposenter adalah titik dibawah permukaan bumi tempat gelombang gempa
pertama kali dipancarkan (Boen, 2000 dalam Sudibyakto, 2000).
Pusat
gempa ini biasanya ditentukan melalui analisis data pada seismograf.
Pengukuran pusat gempa dapat ditentukan dengan terlebih dahulu mengetahui
selisih waktu kedatangan surface wave dan body wave sehingga
jarak pusat gempa ke seismograf dapat diketahui. Kemudian
dengan mengetahui jarak pusat gempa dari beberapa stasiun pengamatan, maka
lokasi pusat gempa dapat diketahui.
Berdasarkan
kedalaman fokus suatu gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi gempa dangkal
(kedalaman fokus <60-70 km), gempa menengah (70-300 km), dan gempa dalam
(>300 km).
Sumber
:
http://hub.hagi.or.id
http://blog.umy.ac.idMinggu, 16 November 2014
Sosok Hantu Di Luar Angkasa
Gambar seram ini adalah gambar dekat Nebula Veil timur atau Eastern Veil
(juga dikenal sebagai Caldwell 33). Objek langit ini tampak sangat seram
seperti hantu. Tidak diketahui jarak sesungguhnya, tapi objek ini diperkirakan
berjarak 1.400 tahun cahaya dari planet Bumi di konstelasi Cygnus.
Nebula Veil sendiri adalah sisa dari ledakan supernova, puing-puing awan yang berkembang dari ledakan kematian sebuah bintang raksasa.
Dalam komposit data gambar yang direkam melalui filter pita lebar dan sempit, emisi dari atom hidrogen ditampilkan dalam warna merah sementara emisi dari atom oksigen dalam warna biru-hijau.
Nebula Veil sendiri adalah sisa dari ledakan supernova, puing-puing awan yang berkembang dari ledakan kematian sebuah bintang raksasa.
Dalam komposit data gambar yang direkam melalui filter pita lebar dan sempit, emisi dari atom hidrogen ditampilkan dalam warna merah sementara emisi dari atom oksigen dalam warna biru-hijau.
Baca selengkapnya di : www.astronesia.us
Kemagnetan dan Induksi Elektromagnetik
I. Kemagnetan
Gambar : Cara menghilangkan sifat kemagnetan dengan a) dipukul-pukul, b) dipanaskan, dan c) dialiri arus listrik AC
Induksi elektromgnetik pertama kali diteliti oleh Michael
Faraday (Inggris) dan Joseph Henry (Amerika). Dari percobaan yang dilakukan
secara terpisah pada tahun 1831 oleh dua ilmuwan tersebut, diperoleh kesimpulan
bahwa bahwa arus listrik dapat dimunculkan dari sebuah magnet dengan cara
menggerak-gerakkan sebuah kawat pada medan magnetnya atau dengan cara
memasukkan dan mengeluarkan magnet ke dalam suatu kumparan kawat.
Kemampuan suatu benda menarik benda
lain yang berada didekatnya disebut kemagnetan. Berdasarkan kemampuan
benda menarik benda lain dibedakan menjadi dua, yaitu benda magnet dan benda
bukan magnet. Namun, tidak semua benda yang berada di dekat magnet dapat
ditarik. Benda yang dapat ditarik magnet disebut benda magnetik. Benda yang
tidak dapat ditarik magnet disebut benda nonmagnetik.
Benda yang dapat ditarik magnet ada
yang dapat ditarik kuat, dan ada yang ditarik secara lemah. Oleh karena itu,
benda dikelompokkan menjadi tiga, yaitu benda feromagnetik, benda paramagnetik,
dan benda diamagnetik. Benda yang ditarik kuat oleh magnet disebut benda
feromagnetik. Contohnya besi, baja, nikel, dan kobalt. Benda yang ditarik lemah
oleh magnet disebut benda paramagnetik. Contohnya platina, tembaga, dan garam.
Benda yang ditolak oleh magnet dengan lemah disebut benda diamagnetik.
Contohnya timah, aluminium, emas, dan bismuth.
Benda-benda magnetik yang bukan
magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu ada yang mudah dan ada yang sulit dijadikan
magnet. Baja sulit untuk dibuat magnet,
tetapi setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak mudah hilang, maka baja
digunakan untuk membuat magnet tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat
magnet, tetapi jika setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya mudah hilang.
Jadi, besi digunakan untuk membuat magnet sementara (magnet remanen).
Setiap benda magnetik pada dasarnya
terdiri magnet-magnet kecil yang disebut magnet elementer. Oleh sebab itu,
prinsip membuat magnet adalah mengubah susunan magnet elementer yang tidak
beraturan menjadi searah dan teratur. Ada tiga cara membuat magnet, yaitu
menggosok, induksi, dan arus listrik
Menggosok
|
Cara ini dapat dilakukan dengan menggosokkan bahan itu
ke magnet dalam satu arah. Kutub magnet yang dihasilkan bahan akan berlawanan
arah dengan kutub magnet yang digunakan untuk menggosok.
|
|
Induksi
|
Cara ini dapat dilakukan dengan mendekatkan bahan
magnet pada suatu magnet kuat (tanpa menyentuhkannya). Ujung bahan magnet
yang didekatkan ke ujung magnet utama akan menjadi kutub yang berlawanan
dengan kutub magnet utama yang terdekat.
|
|
Arus Listrik
|
Agar sifat kemagnetan sebuah magnet dapat tahan lama,
maka dalam menyimpan magnet diperlukan angker (sepotong besi) yang dipasang
pada kutub magnet. Pemasangan angker bertujuan untuk mengarahkan magnet
elementer hingga membentuk rantai tertutup.
Selain itu, magnet juga dapat dihilangkan kemagnetannya. Sebuah magnet akan hilang sifat kemagnetannya jika magnet dipanaskan, dipukul-pukul, dan dialiri arus listrik bolak-balik. Magnet yang mengalami pemanasan dan pemukulan akan menyebabkan perubahan susunan magnet elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer menjadi tidak teratur dan tidak searah. Penggunaan arus AC menyebabkan arah arus listrik yang selalu berubah-ubah. Perubahan arah arus listrik memengaruhi letak dan arah magnet elementer. Apabila letak dan arah magnet elementer berubah, sifat kemagnetannya hilang.
Selain itu, magnet juga dapat dihilangkan kemagnetannya. Sebuah magnet akan hilang sifat kemagnetannya jika magnet dipanaskan, dipukul-pukul, dan dialiri arus listrik bolak-balik. Magnet yang mengalami pemanasan dan pemukulan akan menyebabkan perubahan susunan magnet elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer menjadi tidak teratur dan tidak searah. Penggunaan arus AC menyebabkan arah arus listrik yang selalu berubah-ubah. Perubahan arah arus listrik memengaruhi letak dan arah magnet elementer. Apabila letak dan arah magnet elementer berubah, sifat kemagnetannya hilang.
Gambar : Cara menghilangkan sifat kemagnetan dengan a) dipukul-pukul, b) dipanaskan, dan c) dialiri arus listrik AC
Kutub-Kutub
Magnet
Kutub-kutub magnet adalah
bagian ujung magnet yang memiliki kekuatan paling besar untuk menarik partikel
besi dibandingkan bagian magnet yang lain. Setiap magnet memiliki dua buah
kutub, yaitu kutub selatan dan kutub utara. Garis lurus yang menghubungkan
kedua kutub ini disebut sumbu magnet. Jika kita menggantungkan sebuah magnet
dan mendiamkannya, arah memanjang magnet selalu mengarah ke arah utara-selatan.
Sementara itu, jika sebuah magnet dipotong, maka setiap potongan tersebut akan
tetap memiliki dua kutub dan menjadi sebuah magnet yang baru.
Jika kamu
mendekatkan kutub-kutub magnet yang sejenis langsung dengan tanganmu, maka kamu
dapat melihat bahwa kedua kutub tersebut akan sangat sulit disatukan. Makin
kuat usaha yang kamu berikan, makin kuat magnet tersebut melawan usahamu. Jika
kamu mencoba mendekatkan dua kutub magnet yang sejenis di atas meja dengan
sedikit menyentuhnya, maka makin dekat kamu mengarahkan kedua kutub magnet itu,
sehingga salah satu magnet akan berputar dan memberikan kutub yang berlawanan
jenis untuk menyatu dengan kutub yang lain. Ini terjadi karena kutub-kutub
magnet memiliki sifat tertentu, yaitu:
a) Dua kutub
magnet yang sejenis bila didekatkan akan saling tolak menolak.
b) Dua kutub magnet yang berlawanan jenis bila didekatkan
akan saling tarik-menarik.
Medan Magnet
Medan magnet adalah daerah sekitar magnet yang pada
daerah itu magnet lain masih dipengaruhi oleh gaya magnetik jika diletakkan di
atasnya. Jika di daerah tersebut ditaburkan serbuk besi, maka serbuk besi akan
ditarik oleh kutub magnet dan membentuk pola garis, disebut garis gaya magnet.
Garis tersebut menggambarkan pola medan magnet yang tidak pernah berpotongan
satu sama lainnya. Sifat-sifat dari
garis gaya magnet adalah:
a) garis gaya
magnet keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan,
b) garis gaya
magnet tidak pernah berpotongan,
c) tempat yang
mempunyai garis gaya magnet rapat menunjukkan medan magnet yang kuat.
Sebaliknya, tempat yang mempunyai garis gaya magnet renggang menunjukkan medan
magnet yang lemah.
II.
Kemagnetan Bumi
Kita
sudah mengetahui bahwa di planet bumi ini terdapat daerah yang disebut kutub
selatan dan kutub utara. Menurutmu, adakah hubungan antara penamaan daerah ini
dengan kutub-kutub magnet? Ya, tentunya ada karena Tuhan telah menjadikan bumi
memiliki sifat magnetik. Bumi dapat kita pandang sebagai magnet batang yang
sangat besar sehingga memiliki kutub utara dan kutub selatan.
Sesuai
namanya, kutub utara bumi yang selama ini kita kenal merupakan kutub utara dari
magnet bumi. Begitupun dengan kutub selatan. Kutub selatan yang selama ini kita
lihat di peta merupakan kutub selatan magnet bumi. Namun demikian, kutub magnet
bumi tidak berimpit dengan kutub bumi secara geografis. Di antara
keduanya terdapat sudut yang menyebabkan garis-garis gaya magnet bumi tidak
tepat berada di kutub utara dan selatan bumi secara geografis, tetapi sedikit
menyimpang. Garis gaya magnet bumi ini tidak selalu sejajar dengan permukaan
bumi. Ketidaksejajaran ini membentuk sudut yang disebut sudut inklinasi.
Dengan kata lain, sudut inklinasi dapat diartikan sebagai sudut yang dibentuk
oleh medan magnet bumi dengan garis horizontal. Besarnya sudut inklinasi di
setiap permukaan bumi memiliki besar yang berbeda-beda. Dan sudut inklinasi
terbesar berada di daerah kutub utara dan kutub selatan bumi.
Pernahkah
kamu memperhatikan arah jarum pada kompas (alat penunjuk arah)? Jika kita
perhatikan dengan teliti, dapat kita lihat bahwa arah yang ditunjukkan jarum
kompas bukanlah arah kutub utara dan selatan geografis bumi yang
sebenarnya, melainkan arah utara dan selatan kutub-kutub magnet bumi. Jarum
kompas itu akan membentuk sudut yang dinamakan sudut deklinasi, yaitu
sudut antara jarum kompas dengan arah utara-selatan geografis bumi yang
sebenarnya.
III. MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK
Di
sekitar kawat yang dialiri arus listrik terdapat medan magnet. Hal ini
ditemukan oleh Hans Cristian Oersted berdasarkan hasil percobaannya.
1.
Percobaan Oersted
Berdasarkan
namanya, percobaan ini dilakukan oleh seorang fisikawan bernama Hans Cristian Oersted (1777-1851).
Percobaan yang dilakukan pada 1819 ini berhasil menunjukkan bahwa terdapat
medan magnet di sekitar kawat yang
berarus listrik. Pada percobaannya, Oersted membuat kesimpulan sebagai berikut:
a) Di sekitar kawat
(penghantar) yang dialiri arus listrik terdapat atau timbul medan magnet.
b) Arah gaya magnet
yang menyimpangkan jarum kompas bergantung pada arah arus listrik yang mengalir
dalam penghantar.
c) Besarnya medan
magnet di sekitar kawat berarus listrik bergantung pada kuat arus listrik dan
jaraknya terhadap kawat.
Untuk
menunjukkan arah medan magnet di sekitar kawat lurus berarus listrik,
genggamlah kawat dengan tangan kananmu. Sesuai dengan kaidah tangan kanan, arah
ibu jari menunjukkan arah arus, sedangkan arah keempat jari yang lain
menunjukkan arah medan magnet.Kaidah tangan kanan pun dapat digunakan untuk
menentukan arah medan magnet pada kawat melingkar berarus listrik. Berbeda
dengan kaidah tangan kanan yang berlaku pada kawat lurus, pada kawat melingkar
yangberarus ini ibu jari menunjukkan arah medan magnet sementara keempat jari
yang lain menunjukkan arah arus listrik.
Untuk membuat
medan magnet yang lebih kuat di sekitar arus listrik, dapat dibuat lilitan
kawat membentuk kumparan. Kumparan yang seperti ini disebut solenoida.
Solenoida memiliki sifat yang sama dengan magnet batang, yaitu mempunyai kutub
utara dan kutub selatan. Jika kita menggenggam solenoida dengan tangan kanan,
maka ibu jari akan mengarah pada ujung yang merupakan kutub utara dan keempat
jari lain menunjukkan arah arus listrik. Dengan demikian, kita telah menerapkan
kaidah tangan kanan untuk menentukan arah arus dan medan magnet yang terjadi.
2.
Elektromagnet
Elektromagnet adalah kumparan berarus listrik yang
disisipi inti besi sehingga menghasilkan sebuah medan magnet yang kuat. Untuk
memperkuat medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan, dapat dilakukan beberapa
cara berikut ini:
a) Menyisipkan kumparan dengan inti
besi yang lebih bersifat magnetik.
b) Memperbanyak lilitan kumparan.
c) Memperbesar arus listrik.
Prinsip elektromagnetik
digunakan untuk menarik logam yang berat dan sebagai dasar kerja dari peralatan
listrik, seperti bel listrik, relai, dan pesawat telepon.
3.
Gaya Lorentz
Gaya yang muncul akibat adanya
arus listrik pada penghantar di dalam medan magnet disebut gaya Lorentz
atau gaya magnet. Dengan menggunakan kaidah tangan, kita dapat menentukan
arah dari gaya magnet ini. Bila tangan kanan terbuka dengan ibu jari
menunjukkan arah arus I dan keempat jari lain yang dirapatkan menunjukkan arah
garis gaya B, arah gaya magnet F adalah ke atas , tegak lurus terhadap
permukaan tangan kanan. Besar gaya magnet ini dipengaruhi oleh beberapa hal,
yaitu :
1) Besarnya kuat arus yang dialirkan
pada kawat.
2) Kuatnya medan magnet di sekitar
kawat.
3) Panjang kawat penghantar.
4) Arah garis gaya magnet terhadap
arus.
Dengan perumusan besarnya dituliskan dalam rumus : F=BxIXl
Prinsip gaya magnet ini menjadi
inspirasi dari pembuatan alat-alat listrik seperti motor listrik, alat ukur
listrik, dan kipas angin.
III.
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Induksi
elektromagnetik adalah proses pembuatan arus listrik dengan cara mendekatkan
sumber listrik pada sebuah magnet.
1.
Proses Terjadinya Induksi Elektromagnetik
Setelah itu, Faraday menukar benda
yang digerakkan. Ia mencoba menggerakkan kawat melingkar dan memegang sebuah
magnet di tengah-tengah lingkaran tersebut. Pada percobaan ini pun Faraday
menemukan bahwa arus kembali diinduksi karena jarum amperemeter bergerak.
Ketika arus dihasilkan, maka saat
itu akan terdapat beda potensial atau tegangan antara ujung-ujung kumparan yang
diinduksi. Tegangan yang demikian disebut dengan tegangan induksi. Dalam
percobaan Faraday, ia menemukan bahwa besarnya tegangan induksi ini bergantung
pada tiga faktor lain, yaitu:
a)
Jumlah lititan kumparan. Makin banyak lilitan kumparan, makin besar
tegangan induksi yang dihasilkan.
b) Kecepatan gerakan magnet. Makin
cepat gerakan magnet, makin besar pula tegangan induksi yang dihasilkan.
c) Jumlah garis gaya magnet. Makin
banyak garis gaya magnet, makin besar tegangan induksi yang dihasilkan.
Jika
magnet pada kumparan tersebut terus digerakkan, maka arus yang melewati
kumparan akan berubah-ubah arah sesuai dengan gerakan magnetnya. Arus yang
demikian disebut dengan arus bolak-balik (AC = alternating curent). Beberapa
alat yang menggunakan prinsip kerja hasil percobaan Faraday, di antaranya
adalah generator dan transformator.
2.
Generator
Generator adalah
mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Untuk mengenal
bentuk nyata dari generator, akan lebih mudah jika kita mengunjungi wilayah
pembangkit listrik karena di sana generator banyak digunakan.
Terdapat dua jenis generator, yaitu
generator arus bolak-balik dan generator arus searah. Pada generator arus
bolak-balik, kumparan yang diletakkan pada batang diputar dalam medan magnet
yang diam sehingga menghasilkan tegangan induksi. Melalui sikat-sikat karbon
yang dihubungkan dengan cincin-cincin generator, tegangan yang dihasilkan dapat
menyalakan sebuah lampu. Generator ini dinamakan generator arus bolak-balik
karena arah arus induksi berlawanan dengan arah putaran kumparan. Bagian
generator yang berputar disebut rotor, sedangkan bagian yang diam disebut
stator.
Pada dasarnya, prinsip kerja generator
arus bolak-balik dan generator arus searah adalah sama. Hanya saja pada
generator arus searah, cincin yang digunakan adalah cincin belah. Cincin ini
bekerja sebagai komutator yang mengubah arus listrik yang dikeluarkan
generator. Dengan demikian, arus listrik yang awalnya merupakan arus
bolak-balik pada kumparan, dalam rangkaian di luar kumparan menjadi arus searah.
Dapat dilakukan beberapa cara untuk memperbesar tegangan dan arus induksi,
yaitu:
1) Mempercepat putaran rotor.
2) Memperbanyak lilitan pada kumparan.
3) Menggunakkan magnet yang lebih kuat.
4) Memasukkan inti besi lunak ke dalam kumparan.
Dalam kehidupan sehari-hari, generator
arus bolak-balik ini dapat kita temukan pada sepeda yang berlampu. Untuk
menyalakan lampu tersebut, generator dipasang pada roda. Kayuhan yang dilakukan
telah mengubah energi dalam tubuhmu menjadi energi mekanis pada gerak roda.
Gerak roda ini kemudian menghasilkan tegangan listrik yang dapat menyalakan
lampu. Sedangkan, generator arus searah dapat kita jumpai pada alat-alat
pemanas.
Listrik yang kita gunakan sehari-hari
berasal dari PLN merupakan listrik yang berasal dari generator arus
bolak-balik. Generator ini menghasilkan arus yang sangat besar sehingga
susunannya lebih rumit daripada generator serupa yang digunakan untuk
menyalakan lampu sepeda. Pada generator ini, energi mekanis diperoleh dari
gerakan benda yang disebut turbin. Turbin adalah roda besar yang diputar oleh
dorongan air, angin, atau uap, bahkan nuklir. Secara umum, cara menghasilkan
arus induksi pada generator ini hampir sama dengan generator sederhana. Hanya
saja, arus induksi yang dihasilkan akan diproses terlebih dahulu sebelum
akhirnya sampai ke rumah-rumah untuk digunakan. Salah satu alat yang digunakan
pada proses ini adalah transformator.
3.
Transformator
(Trafo)
Transformator adalah alat yang digunakan
untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik. Alat ini terdiri dari dua
buah kumparan. Arus pada salah satu kumparan akan menghasilkan medan magnet
yang akan menginduksi arus pada kumparan lain. Kumparan yang pertama disebut
kumparan primer, sementara kumparan yang kedua, yaitu kumparan yang menghasilkan
arus induksi disebut kumparan sekunder.
Jumlah lilitan pada kumparan primer dan
sekunder suatu transformator dapat berbeda atau sama. Perbandingan antara
kumparan sekunder dengan kumparan primer disebut dengan perbandingan
transformator, dinotasikan:
Ns/Np
dengan: Np =
jumlah lilitan pada kumparan primer
Ns
= jumlah lilitan pada kumparan sekunder
Pada
awal pembahasan subbab induksi elektromagnetik telah disebutkan bahwa besar
tegangan induksi sebanding dengan jumlah lilitan sehingga berlaku persamaan:
Ns/Np=Vs/Vp
dengan: Vp = tegangan kumparan primer (tegangan
primer)
Vs = tegangan kumparan sekunder
(tegangan sekunder)
Berdasarkan Hukum Ohm yang menyebutkan
bahwa tegangan berbanding terbalik dengan arusnya, maka perbandingan arus dapat
dihitung dengan persamaan:
Ip/Is = Vs/Vp dengan: Ip =
kuat arus primer
Is = kuat arus sekunder
Dari ketiga
perbandingan di atas, dapat diperoleh satu persamaan, yaitu:
Ns/Np=Vs/Vp=Ip/Is
a. Jenis-Jenis
Transformator
Berdasarkan fungsinya, transformator
dikelompokkan menjadi dua, yaitu transformator step-up dan transformator
step-down.
1) Transformator
s tep-up
Transformator
step-up adalah jenis transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan
induksi. Pada transformator ini, jumlah lilitan pada kumparan primer lebih
sedikit daripada jumlah lilitan kumparan sekunder (ingat bahwa tegangan induksi
sebanding dengan jumlah lilitan) sehingga arus induksi yang dihasilkan pada
kumparan sekunder akan lebih besar daripada arus pada kumparan primer. Dengan
demikian, tegangan induksi pun akan naik. Transformator ini digunakan pada
televisi untuk menaikkan tegangan 220 V menjadi 20.000 V.
2) Transformator
step-down
Transformator
step-down adalah jenis transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
induksi. Sesuai tujuannya, jumlah lilitan kumparan sekunder pada transformator
ini dibuat lebih sedikit daripada jumlah lilitan pada kumparan primer.
Transformator ini banyak digunakan pada radio, tape recorder, dan komputer.
Secara bersamaan, kedua transformator ini
digunakan pada penyaluran listrik dari pembangkit listrik menuju pelanggan.
Pembangkit listrik yang biasanya terletak cukup jauh dari tempat pelanggan,
dapat kehilangan energi yang cukup banyak pada proses penyalurannya. Faktor
utama penyebabnya adalah tegangan dan arus yang dihasilkan generator relatif
kecil. Untuk itu, dalam jarak yang cukup dekat dari sumber pembangkit listrik,
digunakan transformator step-up sehingga tegangan akan membesar dan energi yang
hilang selama penyaluran listrik akan lebih kecil. Sebelum sampai ke pelanggan,
tegangan tinggi yang berbahaya ini kemudian diturunkan lagi menggunakan
transformator step-down yang biasa tersimpan pada tiang listrik di dekat rumah
pelanggan. Selain dapat meminimalisir kehilangan energi, pemanfaatan
transformator ini pun berfungsi untuk menjaga keamanan dan keselamatan
pelanggan dari bahaya tegangan tinggi.
b. Efisiensi
Transformator
Ketika kita menggunakan transformator, kita
akan merasakan panas di sekitar transformator tersebut. Panas yang timbul pada
transformator ini merupakan energi yang dihasilkan oleh inti besi dan kumparan
yang telah mengubah sebagian energi listrik yang dihasilkan menjadi energi
panas. Akibatnya, jumlah energi listrik yang dihasilkan kumparan primer ketika
dipindahkan ke kumparan sekunder akan berkurang. Kondisi ini merugikan karena
telah mengurangi hasil kerja transformator tersebut. Kerugian ini dapat
dihitung dari selisih daya pada kumparan primer dengan kumparan sekunder.
Persentase dari perbandingan daya pada kumparan sekunder dan kumparan primer
disebut sebagai efisiensi transformator (η), dirumuskan:
η=(Ps/Pp)x100%
dengan: η = efisiensi
transformator
Ps =
daya kumparan sekunder
Pp = daya kumparan primer
Langganan:
Postingan (Atom)