Seperti
peluruhan alfa, peluruhan beta merupakan suatu cara untuk inti dapat merubah
komposisinya supaya mencapai kemantapan yang lebih besar.
Peluruhan
beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam peluruhan ini
akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negatif (b-) atau
bermuatan positif (b+). Partikel b- identik dengan elektron sedangkan partikel
b+ identik dengan elektron yang bermuatan positif (positron). Pada diagram N-Z,
peluruhan b- terjadi bila nuklida tidak stabil berada di atas kurva kestabilan
sedangkan peluruhan b+ terjadi bila nuklidanya berada di bawah kurva
kestabilan. Dalam proses peluruhan b- terjadi perubahan neutron menjadi proton
di dalam inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai
persamaan inti berikut.
zXA →Z+1YA
+ â- + í
conthnya
adalah :
15P32
→16Y32 + â- + í
Sedangkan
dalam proses peluruhan b+ terjadi perubahan proton menjadi neutron di dalam
inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti
berikut.
zXA
→Z-1YA + â- + í
contohnya:
8O15
→7Y15 + â- + í
Ada tiga jenis
peluruhan b, yaitu :
1. Pemancaran
negatron (b-)
2. Pemancaran
positron (b+)
dan
3. Tangkapan
elektron (EC)
Bila
suatu inti mempunyai kelebihan netron, relatif terhadap isobar yang lebih
stabil, kestabilan yang lebih besar akan dicapai dengan perubahan satu netron
menjadi proton. Proses ini disebut pemancaran negatron atau peluruhan negatron.
1n → 1p
+ -1e + v
Bila suatu inti mempunyai
kelebihan proton relatif terhadap isobar yang lebih stabil, kestabilan yang
lebih besar dicapai dengan pengubahan suatu proton menjadi netron, pengubahan
ini dapat dilakukan dengan pemancaran positron (peluruhan positron) atau dengan
penangkapan elektron.
Pemancaran positron 1p → 1n + +1e +
v
Bila
dua inti saling berdekatan, penyusunan kembali nukleon dapat terjadi sehingga
terbentuk satu atau lebih inti baru. Proses seperti ini disebut reaksi nuklir.
Inti bermuatan positif dan gaya tolak antara keduanya cukup besar untuk
mencegah keduanya untuk berdekatan sehingga bereaksi, kecuali jika keduanya
saling mendekati dengan kecepatan tinggi. Dalam laboratorium, orang mudah
menimbulkan reaksi nuklir dalam skala kecil yaitu dengan memakai partikel alpa
yang dipancarkan oleh radionuklida atau proton atau inti lebih berat yang
dipercepat dengan berbagai cara. Akan tetapi hanya satu reaksi nuklir yang
terbukti merupakan sumber energi yang praktis dibumi, yaitu fisi inti tertentu
bila ditumbuk oleh neutron.
Dalam reaksi nuklir sebenarnya berkaitan dengan dua
langkah terpisah. Pertama partikel datang menumbuk inti target dan keduanya
bergabung untuk membentuk inti baru yang disebut inti majemuk yang nomor atomik
dan nomor massanya merupakan penjumlahan dari nomor atomik partikel-partikel
semula dan penjumlahan nomor-nomor massanya.
Inti majemuk tidak
memiliki “ingatan” bagaimana terbentuknya, karena nukleonnya tercampur tidak
tergantung pada asalnya dan energi yang membawanya menjadi keadaan tersebut
oleh partikel datang dibagi-bagi diantara nukleon-nukleon tersebut.
Dibawah
ini beberapa reaksi yang menghasilkan inti majemuk 147N* (tanda bintang menyatakan keadaan eksitasi;
inti mjemuk biasanya tereksitasi dengan jumlah energi sekurang-kurangnya sama
dengan energi ikat partikel-partikel yang datang)
137N
+ 10n ® 147N*
(10,5 MeV)
136N
+ 11H ® 147N*
(7,5 MeV)
126C
+ 21H ® 147N*
(10,3 MeV)
116C
+ 31H ® 147N*
(22,7 MeV)
Pembentukan dan peluruhan
inti majemuk mempunyai tafsiran yang sangat menarik berdasarkan model nuklir
tetes-cairan. Menurut model ini, inti tereksitasi memiliki keserupaan dengan
tetes cairan panas dengan energi ikat partikel yang dipancarkan bersesuaian
dengan kalor penguapan molekul cairan. Tetes cairan seperti itu pada akhirnya
akan menguapkan sebuah atau lebih molekulnya, sehingga mendinginkannya. Proses
penguapan terjadi jika fluktusi acak dalam distribusi energi dalam tetesan
menyebabkan molekul tertentu memiliki energi cukup untuk melepaskan diri.
Demikian juga, inti majemuk mempertahankan eksitasinya, sampai suatu nukleon
tertentu atau sekelompok nukleon tertentu dalam sesaat ternyata bisa memiliki
fraksi yang cukup besar dari energi eksitasi untuk melepaskan diri dari inti
tersebut.
Peluruhan
beta pada hakekatnya merupakan konversi spontandari netron nukril menjadi
proton dan elektron, kesukaran tersebut dapat diatasi dengan mengnggap bahwa
elektron meninggalkan inti setelah elekron itu tercipta. Energi elektron yang
teramamati secara malar dari 0 hingga harga maksimum Kmaks =yang
merupakan karakteristik nekluidenya. Dalam setiap kasus , energi maksimumnya
ialah
Emaks
= m0 c2 + Kmaks
Yang
dibawa oleh elektron peluruhan sama dengan energi setara dari beda massa antara
inti induk dan inti anak. Hanya saja, sangat jarang elektron didapatkan
terpancar dengan energi Kmaks . pada suatu ketika, diduga bahwa
energi yang hilang terjadi ketika tumbukan antara elektron yang dipancarkan dan
dan elektron atomik yang mengelilingi inti. Momentum linier dan momentum sudut
didapatkan tidak kekal dalam peluruhan beta. Dalam peluruhan beta nuklide
tertentu arah elektron yang terpancar dan inti rekoil dapat diamati, ternyata
arah tersebut tidak selalu tepat berlawanan seperti yang diramalkan oleh hukum
kekekalan momentum linier. Ketakkekekalan momentum sudut diturunkan dari spin ½
dari elektron, proton dan netron. Peluruhan beta menyangkut konversi netron
nuklir menjadi proton :
n → p + e-
karena
spin masing – masing partikel yang tersangkut ialah ½ , reaksi tersebut tidak
dapat terjadi jika spin ( jadi momentum sudutnya ) harus kekal. Dalam tahun
1930, paulimengusulkan jika sebuah partikel bermuatan dengan massa kecil atau
nol dan spin ½ dipancarkan bersama – sama dengan elektron ketika terjadi
peluruhan beta, penyimpanan momentum linier dan momentum sudut, sehingga diduga
sebagai neutrino , membawa energi yang sama dengan selisih antara Kmaks
dan energi kinetik elektron yang sebenarnya. Kemudian ditemukan terdapat dua
neutrino yang tersangkut dalam peluruhan beta, neutrino itu sendiri ʋ dan anti
neutrino anti ʋ. Dalam peluruhan beta yang biasa neutrinolah yang dipancarkan
n → p + e- + ʋ ( peluruhan beta )
hipotesis
neutrino ternyata berhasil. Massa neutrino diduga tidak lebih dari fraksi kecil
dari massa elektron, karena Tmaks teramati sama, sekarang massa
neutrino diperkirakan sama dengan nol atau paling besar setara dengan beberapa
volt. Penyebab tak terdeteksinya neutrino secara eksperimental ialah
interaksinya denagn materi yang sangat lemah. Neutrino yang tak bermuatan dan
tak bermassa, dan tidak memiliki sifat elektromagnetik seperti foton, dapat
melalui materi yang jumlahnya besar tak terhalang. Sebuah neutrino bisa
melintasi rata – rata lebih dari 100 tahun cahaya dalam besi sebelum
berinteraksi.
Elektron
positif baiasanya disebut positron. Sifat positron identik dengan elektron,
kecuali muatan yang dibawanya adalah +e sebagai pengganti –e. Pemancaran
positron sebagai bersesuaian dengan konversi proton proton nuklir menjadi
neutron, positron dan neutrino.
p
→ n + e+ + ʋ ( pemancaran
positron.)
Neutron
di luar inti mengalami peluruhan beta negatif menjadi proton karena massanya lebih
besar daripada proton yang lebih ringan tidak dapat bertransformasi menjadi
neutron, kecuali didalam inti. Pemancaran positron menghasilkan inti – anak
yang nomor atomiknya lebih rendah dari Z, sedangkan nomor massaya tak berubah.
Dekat hubungannya dengan pemancaran positron yaitu penangkapan elektron. Dalam elektron
sebuah inti menyerap sebuah orbital elektron orbitalnya, sehingga hasilnya
ialah sebuah proton nuklir menjadi sebuah neutron dan sebuah neutrino
terpancar. Jadi reaksi pokok dari penangkapan elektron ialah
P
+ e- → n + ʋ
Biasanya
elektron diserap oleh kulit K, dan foton sinar – x terpancar, ketika elektron
atomik yang lebih luar jatuh mengisi keadaan yang kosong. Panjang gelombang
foton merupakan karakteristik dari unsur inti – anak, bukan inti asalnya, dan
proses itu dapat dikenal atas dasar itu.
Penangkapan
elektron bersaing dengan pemancaran positron, karena kedua proses itu
menghasilkan transformasi nuklir yang sama. Penangkapan elektron terjadi lebih
sering daripada pemancaran positron dalam unsur berat karena orbit elektron
unsur seperti itu memiliki jari – jari yang lebih kecil; elektron yang lebih
dekat ini memungkinkan interaksi yang lebih kuat dari intinya. Karena hampir
semua inti tak mantab dalam alam Z – nya tinggi. Peluruhan beta proton dalam
inti mengikuti skema sebagai berikut:
p
→ n + e+ + ʋ
karena
penyerapan elektron oleh inti setara dengan pemancaran positron, reaksi
penangkapan elektron adalah :
P
+ e- → n + ʋ
Pada
intinya antineutrino setara dengan pemancaran neutrino, sehingga reaksi
P
+ ʋ → n + e+
Menyangkut
proses fisis yang sama dengan peluruhan beta. Reaksi yang kedua ini, disebut
peluruhan beta balik.
Dua
reaksi peluruhan beta balik
P
+ ύ → n + e+
n
+ ʋ → p + e-
mempunyai
peluang yang sangat rendah, sehingga neutrino mampu menembus sejumlah materi
besar. Jumlah fluks neutrino yang sangat besar diahsilkan dalam matahari dan
bintang lain ketikaka terjadi badai nuklir didalamnya, dan fluks ini
kelihatannya dapat bergerak bebas kesegala penjuru semesta. Beberapa persen
dari energi yang dilepaskan dalam reaksi seperti itu dibawa neitrino.
Interaksi
nuklir yang kuat yang mengikat nukleon bersama untuk membentuk inti tidak bisa
menerangkan peluruhan beta. Interaksi berjangkauan pendek yang lain ternyata
bertanggung jawab untuk gejala itu : interaksi lemah. Sejumlah struktur materi
yang dipersoalkan, peranan interaksi lemah kelihatannya terbatas pada penyebab
peluruhan beta didalam inti yang rasio neutron/proton tidak memadai untuk
menjaga kemantapan. Interaksi ini juga mempengaruhi partikel elementer yang
bukan merupakan bagian dari inti dan dapat menyebabkan transformasi menjadi
partikel lain. Nama “ interaksi lemah “ timbul karena gaya berjangkauan pendek
lain yang mempengaruhi nukleon sangat kuat seperti yang ditunjukan oleh energi
ikat yang sangat tinggi dari inti. Interaksi gravitasional lebuh lemah dari
pada interaksi lemah pada jarak di mana yang kedua merupakan faktor penting.
Jadi
ada empat interaksi pokok yang dipandang cukup untuk mengatur struktur dan
perilaku seluruh alam semesta fisis, dari atom sampai galaksi bintang :
gravitasional, elektromagnetik, nuklir kuat, nuklir lemah.
Pemancar Beta
Sebagian
besar pemancar beta ini dihasilkan melalui penembakan partikel neutron pada
nuklida stabil. Oleh karena itu di dalam reaktor nuklir didapatkan berbagai
macam pemancar beta. Energi radiasi beta bersifat kontinu. Pemancar beta sering
digunakan dalam kedokteran dan juga dalam industri untuk mengukur ketebalan
materi. Pemancar beta yang sering digunakan dalam kedokteran misalnya Sr-90,
Y-90, P-32, Re-188, sedangkan untuk industri sering digunakan Sr-90, P-32,
Tl-208. Contoh reaksi inti untuk menghasilkan pemancar beta adalah :
13Si31
+ 0n1 → à + 15P32 + b-
Sifat
Radiasi Beta
- Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel a.
- Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel a, di udara dapat beberapa cm.
- Kecepatan partikel b berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan cahaya.
- Karena sangat ringan, maka partikel b mudah sekali dihamburkan jika melewati medium.
- Partikel b akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.
Daftar
pustaka
Beiser, Artur.1986.Konsep Fisika Modern Edisi Empat Alih Bahasa The Hou Liong. Jakarta
: Erlangga
Haditjahyono,Hendriyanto. - . Dasar Fisika Modern. - : -
0 komentar:
Posting Komentar